Setelah duduk, merenung, terlintas sesuatu dari dalam
pikirannya yang disebut intuisi, lalu dicoba rangkai dan susun dalam bentuk
kalimat. Setelah kalimat itu dianggapnya selesai disusun, Kamaruz berlari
mencari Banta. Dia menghampirinya yang sedang asing mencangkul di pagar bagian
belakang meunasah dan langsung melemparkan kalimat yang telah dirangkainya tadi
''Berbicara
'hendak', memang sangat banyak yang hendak dilakukan. Tapi ketika 'hendak' itu
berhadapan dengan 'harus' maka hendak akan buyar, seperti gas yang beterbangan
ditelan oksigen.''
Memahami
maksud dan muasal sebab kalimat Kamaruz itu, banta menandangnya, melemparkan
sebuah senyum yang selalu membuatnya enggan kembali ke kota dan ke kampusnya.
Senyum itulah yang membuatnya bertekat bersama Banta selamanya. Lalu Banta
berkata:
Kadang sangat
banyak yang ingin kita tulis. Tapi mengingat ada hal yang harus kita tulis yang
akan berguna menyelamatkan orang banyak, tulisan yang diinginkan itu terpaksa diurungkan
hingga gagasannya hilang selama-lamanya.
Sangat banyak
pula yang ingin kita beli, ingin kita miliki, tapi keinginan itu wajib dan
harus diurungkan karena ada sesuatu yang menjadi kebutuhan dan itu sifatnya
'harus'.
Tapia masyarakat
kita sekarang tidak panda membedakan mana yang harus dan mana yang ingin.
Mereka tidak mampu membedakan antara keinginan dan kebutuhan sehingga menjadi
manusia konsumtif yang luar biasa gila.
Secara militer
kita telah merdeka sejak '45, tapi secara politik, ekonomi dan lainnya kita
masih dijajah. Lihatlah para mulai dari konglomerat, birokrat, pegawai,
pedagang, buruh, hingga petani mereka wajib mengeluarkan setengah
penghasilannya setiap bulan untuk membayar cicilan kendaraan, alat elektronik
dan lainnya. Sistem penjajahan sebelum '45 juga begitu, setengah hasil panen
dipungut buat penjajah.
Orang asing
sangat pandai mensituasikan supaya produk mereka laku keras di negeri kita.
Pemangku kebijakan sebisa mungkin menekan potensi dan produksi lokal. Kalau ada
orang cerdan dan produktif, jangankan difasilitasi, malah bakatnya dibunuh
supaya produksi dalam negeri tidak ada. Dengan itu kita harus terus membeli
barang produksi orang.
Kita telah
melahirkan semilyar sarjana teknik, tapi Indonesia punya pabruk sepeda motor
berapa? Pengguna sepeda motor di Indonesia berapa?
Kondisi
ekonomi masyarakat indooonesia diatur sedemikian rupa supaya kita dapat membeli
produk-produk, yang bila sejenak saja kita mau merenung, kita tidak membutuhkannya.
0 komentar:
Posting Komentar