h

Kamis, 06 September 2012

Lanjutan Banta Aceh

Kata Arkounz, sains Barat baru bisa maju setelah meninggalkan Injil sebagai pedoman dan beralih pada pemikiran Descartes yakni memulai dan melandaskan sains dari keragu-raguan. Saya , menemukan kemajuan itu tidak beralasan pada alasan karena sains dimulai dari keraguan. Ilmuan muslim bukannya tidak mampu melakukan apa yang telah dicapai saintis Barat modern. Mereka tidak ingin...

melakukannya karena tidak bersesuaian dengan landasan dan tujuan mereka yakni kesejahteraan alam. Sains modern yang sianggap spektakuler karena tidak punya landasan dan orientasi yang jelas justru banyak menyebabkan kerusakan.
Orientasi sains modern adalah materi. Makanya banyak diciptakan virus lalu disebarkan lalu anti virus dijual.

Hal lain yang perlu dipertanyakan dari kemajuan sains modern adalah apakah mereka melakukan pengembangan sains untuk kesejahteraan atau hanya sebagai sarana mencari popularitas. Memang banyak saintis yang sangat tidak ingin sains menjadi perusak seperti Paul Feyerabemd contohnya. Tapi kalaupun si saintis tidak, tetapi tampaknya para pendukungnya: ya. Antara riya dengan iklas memang setipis kulit bawang.
Imam Khomaini mengingatkan semakin tinggi kualis seseorang akan semakin besar godaanny. Terkait konsistensi dan sains nasehat Imam patut menjadi renungan kita apakah kita akan memulai suatu jalan menuju kesuksesan besar berlandaskan nilai agung dan akan berakhir pada orientasi popularutas atau memang untuk tujuan dari yang telah dijelaskan oleh landasan agung tadi? Bila orientasi kita juga sesuai landasan agung tadi maka tergolongkah kita pada orang yang punya konsistensi (muttaqin).

0 komentar:

Posting Komentar